Pola - pola analisis manajemen
Menerangkan sifat dari "rimba teori manajemen" (Manajemen Theory Jungle") dengan menguraikan sebelas pendekatan mutakhir terhadap penelitian, abnalisis dari pengajaran teori dan ilmu manajemen secara garis besar.
Hingga awal tahun 1950-an para penulis dan teoritis akademis, boleh dikatakan hanya mengembangkan sedikit pada studi manajemen, dan tulisan sebelumnya sebagian besar berasal dari para praktisi, tetapi tiga dasawarsa terakhir telah dibanjiri oleh tulisan dari para teoritis akademis.
Berbagai pendekatan terhadap analisis menajemen dikelompokan ke dalam kategori sebagai beriku :
- Pendekatan Empiris atau pendekatan Kasus (Empirical or Case Approach) Pendekatan ini menganalisa manajemen dengan menelaah pengalaman melalui berbagai kasus, dengan keyakinan bahwa melalui studi tentang keberhasilan dan kesalahan para manajer dalam setiap kasus serta upaya - upaya mereka mengatasi berbagai masalah khusus, para mahasiswa dan praktisi akan mengetahui cara mengelola yang efektif dalam kasus serupa. Pengalaman merupakan pedoman yang berguna apabila alasan - alasan pokok mengapa suatu tindakan berhasil atau gagal, dapat dideteksi serta apabila keadaan yang berbeda di masa lampau dand masa sekarang turut diperhitungkan. Jika tidak demikian, maka pengalaman dan penelaahan terhadap apa yang terjadi pada masa lampau tidak akan bermanfaat untuk memecahkan masalah masa kini dan masa depan, yang pasti akan berbeda.
- Pendekatan Perilaku Anatar Pribadi (Interpersonal Behaviour Approach) Pendekatan ini berdasarkan pada gagasan bahwa manajemen merupakan upaya mencapai hasil melalui orang lain, dan karenanya studi pendekatannya dipusatkan pada hubungan antar pribadi, oleh sebab itu disebut juga hubungan manusiawi, pendekatan kepemimpinan atau pendekatan ilmu kepribadian. Aliran ini memusatkan perhatian pada aspek manusia dalam manajemen dan pada keyakinan bahwa : "Apabila manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan, mereka seyogyanya saling memahami, karena itu maka fokus penelaahan adalah terhadap pribadi seorang, motivasi, dan hubungannya dengan yang lain, dan aliran ini cenderung menekankan hubungan manusiawi sebagai kiat (Art) yang seyogyanya dipahami dan dipraktekkan seorang manajer yang bahkan dapat bertindak selaku psikiateramatis. Ada juga yang memusatkan paerhatian pada manajemen sebagai pemimpin yang memandang seluruh aktivitas dalam manajemen sebagai situasi yang terpimpin dan terkelola. Oleh sebab itu pengelolaan melibatkan perilaku manusia interaksi manusia, motivasi manusia, dan kepemimpinan yang efektif dalam mencapai tujuan. Walaupun demikian bidang perilaku antar pribadi sama sekali tidak mencakup semua aspek dalam manajemen, seorang manajer yang "memahami" perilaku manusia, bukan menjadi jaminan menjadi pengelola yang efektif, apa sebabnya? Karena para manajer perlu pula menguasai masalahperencanaan, pengorganisasian, (temasuk menguasai struktur organisasi), pengendalian, dsb. Jadi pada dasarnya para manajer tidak cukup hanya memahami masalah perilaku manusia, tetapi harus juga memiliki wawasan terhadap organisasi secara keseluruhan dan menguasai fungsi - fungsi manajerial lainnya.
- Pendekatan Perilaku Kelompok (Group Behaviour Approach) Pendekatan ini menekankan perhatian pada perilaku orang - orang dalam kelompok, ketimbang pada perilaku masing - masing orang, dengan demikian pendekatan ini cenderung didasarkan pada sosiologi dan psikologi social. Jadi studi tentang manajeemen dipandang sebagai studi pola perilaku kelompok. Pendekatan perilaku kelompok beraneka ragam, sejak dari studi kelompok kecil sampai dengan studi tentang komposisi perilaku kelompok besar yang sering disebut juga studi perilaku organisasi. Studi tentang perilaku kelompok memandang suatu perusahaan sebagai kelompok orang 3 yang terorganisir sebagai tatanan social yang terdiri dari banyak unit social dengan keseluruhan interaksi sikap, tekanan, konflik yang timbul dari latar belakang karakter budaya yang berbeda. Oleh karenanya dalam pengelolaan menghadapi masalah pola perilaku kelompok, sikap, keinginan, yang bersumber dari aktivitas kelompokdalam perusahaan. Walaupun demikian seperti halnya kritik terhadap pendekatan perilaku antar pribadi para manajer tidak cukup hanya menelaah, memahami dan dmengelola perilaku orang dalam kelompok, tetapi harus juga menguasai dan memiliki organisasi, struktur dalam kelompok tetapi harus juga menguasai dan memiliki organisasi, struktur organisasi dan fungsi - fungsi manajerialnya, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.
- Pendekatan Sistem Sosial yang Kooperatif (Cooperative Social System Approach) Pendekatan ini didorong oleh adanya pendekatan perilaku atar pribadi dan kelompok. Sehingga mempertajam fokus studi tentang hubungan manusia sebagai sistem sosial yang kooperatif. Penajaman fokus studi ini karena belakangan timbul minat yang lebih besar untuk mengkaji segala sesuatu dari sudut sistem dan karena adanya keinginan menyempurnakan pendekatan perilaku kelompok dengan lebih menekankan pada kerjasama yang lebih terorganisir. Pendekatan ini mengacu terhadap pandangan Chester Bernard yang memandang manajer sebagai orang yang membina dan melaksanakan fungsi pada sistem sosial yang kooperatif yang disebutnya sebagai "organisasi". Dengan kata lain Barnard memandang sistem sosial sebagai interaksi gagasan, kekuatan, keinginan dan pemikiran secara kooperatif antara dua orang atau lebih. Pusat perhatian ditunjukan Kepada unsur - unsur yang menimbulkan sitem kerjasama. pendekatan sistem sosial yang kooperatif berkaitan dengan studi manajemen. Tentu saja semua manajer melakukan tugasnya di dalam suatu system yang kooperatif. Walaupun demikian kita tidak akan menemukan orang yang disebut manajer berada dalam segala macam sistem sosial yang kooperatif, seorang manajer seyogyanya tidak mengabaikan fungsi, prinsip, dan teknik kepemimpinan yang penting dalam mengelola organisasi.
- Pendekatan Sistem Sosioteknis (Sosiotechnical System Approach) Pendekatan ini adalah kontribusi dari E.L. Trist dkk, dari Tairstock Institute Inggris. Dari hasil studi di tambang batu bara disimpulkan bahwa masalah produksi tidak cukup hanya ditelaah dari sudut sosial (Faktor) SDM), dalam menangani produktivitas, misalnya ternyata system teknis (Mesin dan Metode) memiliki dampak kuat atas system sosial dengan kata lain sikap pribadi dan perilaku kelompok dipengaruhi oleh sistem teknik di tempat kerja. Oleh sebab itu aliran ini memandang sistem sosial dan sitem teknis harus diserasikan, dan bila kedua sistem ini tidak sinkron seyogyanya diadakan perubahan yang biasanya perubahan dalam sistem teknik. Karena pendekatan ini dipusatkan pada produksi, pengurusan kaul, dan berbagai aktivitas dimana system teknik berkaitan erat dengan manusia, maka pendekatan ini sangat berorientasi pada perekayasaan industri / industrial engginering. Walaupun pendekatan ini memberi manfaat tidak sediki, tatapi masih banyak pengetahuan manajemen yang diperlukan selain penemuan - penemuan dalam pendekatan ini.
- Pendekatan Teori Keputusan (Decision Theory Approach) Pendekatan ini berdasar keyakinan bahwa karena para manajer mengambil keputusan, maka kita harus memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan, yang memunculkan teori, tentang pengambilan keputusan. Para teoritiskeputusan menekankan perhatian pada proses pengambilan keputusan, individu dan kelompok pengambil keputusan, analisis proses keputusan yang merupakan batu loncatan untuk mengkaji keseluruhan aktivitas dalam perusahaan, termasuk perilaku individu, kelompok, struktur organisasi, pengembangan informasi dan analisi nilai. Hasilnya menunjukan bahwa teori keputusan akhirnya tidak hanya berpusat pada masalah keputusan, tetapi lebih luas lagi mengenai keseluruhan perusahaan sebagai sistem sosial, termasuk segala sesuatu yang mendahului suatu keputusan dan segala sesuatu yang timbul setelah pengambilan keputusan. Meskipun pendekatan ini cukup penting, tetapi tampaknya terlalu sempit fokusnya untu membangun teori manajemen yang bersifat menyeluruh.
- Pendekatan sistem (Sistem Approach) Selama Faham - faham terakhir banyak sarjana dan penulis menemukan pendekatan system. Telah diketahui bahwa sistem pada hakekatnya adalah seperangkat atau sekumpulan hal yang saling berkaitan atau saling tergantung sehingga membentuk suatu kesatuan yang komplek. Teori system ternyata dapat di terapkan dalam teori dan ilmu manajemen. Dan selain memiliki batas - batas, manajemen merupakan system yang terbuka bagi lingkungan, artinya selain manajemen terdiri dari subsistem - subsistem, seperti subsistemperencanaan, pengorganisasian, pengisian lowongan, pemimpinan, pengendalian, dilain pihak manajemen terbuka terhadap masukan dari luar (terhadap variabel - variabel eksternal). Misalnya pada saat menyusun perencanaan perlu diperhatikan variabel - variabel eksternal seperti pasar - pasar teknologi, kekuatan sosial, politik, peraturan - peraturan dsb. Dalam hal ini perlu diingat bahwa suatu system jika dilihat dari cakupan lebih luas dapat merupakan suatu subsistem, dst.
- Pendekatan Kontijensi atau situasional (Contigency or Situasional Approach) Pendekatan ini menekankan fakta bahwa hal - hal yang dilakukanara manajemen tergantung pada keadaan - keadaan tertentu dan perubahan - perubahan situasi pekerjaan dan lingkungan, serta perlu memperhitungkan pengaruh tindakan atau pemecahan tertentu terhadap pola perilaku dalam berorganisasi perusahaan. Suatu teori tidak akan dapat memperhitungkan sesuatu yang terjadi dalam berbagai situasi. Adalah yang menjadi tugas manajer untuk menerapkannya sesuai dengan situasi yang dihadapi, Apabila jika diingat bahwa ilmu dan teori manajemen tidak menyodorkan "jalan terbaik" untuk melakukan sesuatu di dalam setiap situasi. ini berarti ada ilmu, ada seni, ada teori, ada praktek.
- Pendekatan Peran Manajerial Pendekatan terbaru terhadap teori manajemen adalah pendekatan manajerial yang dipopulerkan oleh Prof. Henry Mintzberg dari McGil Unversity. Pendekatan ini menekankan pengamatan dan menyampaikan apa yang sebetulnya dilakukan para manajer dan apa arti kegiatan (peran) manajerial itu. Mintzberg berkesimpulan bahwa para manajer tidak melaksanakan penggolongan klasik dari fungsi - fungsi manajerial yaitu perencanaan, penggorganisasian, dsb, tetapi mereka melakukan berbagai kegiatan lainnya. Dari hasil penelitiannya, Mintzberg menyimpulkan bahwa manajer mengisi suatu seri dari sepuluh peran yaitu :
- Peran Antar Pribadi
- Peran seremonial dan social (mengkondisi upacara dan tugas sosial sebagai utusan organisasi)
- Peran pemimpin
- Peran penghubung (khususnya dengan pihak luar)
- Peran Informasional
- Peran penerima informasi
- Peran Penyebar informasi(ke dalam)
- Peran juru bicara (informasi keluar)
- Peran sehubungan dengan keputusan
- Peran kewirausahaan
- Peran menangani gangguan
- Peran Alokasi sumber
- Peran negoisasi
- Pendekatan Operasional (Operational Approach) Pendekatan ini berusaha mengumpulkan pengetahuan yang berkaitan dalam bidang manajemen serta memadukan konsep, teori, prinsip dan teknik yang mendukung tugas manajerial. Pendekatan operasional mengakui adanya intisentral dalam pengetahuan pemanajemenan anya ada dalam manajemen. Hal - hal seperti karyawan, staf, departementasi, penilaian manajerial, teknik pengendalian manajerial, kepemimpinan dsb, hanya ditemukan apabila manajer terlibat didalamnya. Tetapi pendekatan ini juga menggunaka pengetahuan dari bidang - bidang lain seperti teori system, teori komunikasi, konsep matematis, ilmu perilaku dan karena pendekatan operasional menggunakan fungsi - fungsi manajemen, maka pendekatan ini sering diacu sebagai aliran proses manajemen. Selain itu pendekatan ini merupakan satu cara untuk memadukan pengetahuan yang berguna dan relevan dari semua aliran dan pendekatan.
- Klasifikasi urutan pertanian yaitu fungsi - fungsi manajemen yang terdiri dari :
- Perencanaan (Planning)
- Pengroganisasian(Organizing)
- Pengisian Lowongan(Staffing)
- Pemimpinan(Leading)
- Pengendalian(Controlling)
- Klasifikasi tingkat ke dua yaitu, mengkaji pengetahuan dalam masing - masing bidang fungsi manajerial di atas, dengan mengkaji aspek - aspek sbb :
- Hakekat dan tujuan setiap fungsi
- Berbagai konsep yang diterapkan dalam masing - masing fungsi
- Cara menstruktur setiap fungsi
- Cara melaksanakans setiap fungsi
- Teori dan prinsip yang mendasari setiap fungsi
- Teknik - teknik yang paling berguna dalam setiap fungsi
- Kesulitan - kesulitan yang dihadapi untuk menerapkan teori dalam praktek
- Cara yang dapat di tempuh manajer untuk mengembangkan lingkungan guna mengejar prestasi.
Mintzberg menyebut klasik dalam penggolongan fungsi-fungsi manajemen sebagai "dongeng". Walaupun demikian banyak kritik terhadap pendekatan dari Mintzberg ini, antara lain : dimanakah kita dapat menyusunkan kegiatan - kegiatan perusahaan, struktur organisasi, seleksi manajer, evaluasi, dsb, dalam 10 seri peran manajerial dari teori Mintzberg.
Penerapan pendekatan operasional : Para penganut aliran pendekatan operasional tentang manajemen, percaya bahwa bagi para praktisi akan mendapat manfaat dengan mengadakan klasifikasi :
Note :
- Klasifikasi tingkat pertama (First Order Classification) disebut juga klasisi serambi masuk atau Pigeon Hole
- Klasfikasi dasar itu tidak kaku, bahkan sering tumpang tindih, misalnya : seorang manajer melakukan fungsi perencanaan dan juga melakukan fungsi pengorganisasian (antara lain merencanakan struktur organisasi), dsb.
0 Response to "Pola - pola analisis manajemen"
Post a Comment